Kamis, 24 Mei 2012

Secuil Kisah di P2M


  Selama kurang lebih lima hari, para mahasiswa dari Himpunan Mahasiswa Seni Rupa a.k.a Himasra melakukan sebuah misi pengabdian yang sangat mulia. Terjun dan mengabdikan diri pada masyarakat Desa Neglasari, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung. Tanpa mengharap imbalan sedikitpun, mereka berpartisipasi dalam upaya ikut memajukan masyarakat Desa Neglasari. Kegiatan-kegiatan seperti bakti sosial, penyuluhan kesehatan, workshop, nonton bareng, dan sekolah alam diharapkan mampu meningkatkan taraf hidup warga Desa Neglasari. Banyak pengalaman yang didapatkan baik bagi masyarakat maupun para mahasiswa. Ada beragam kisah suka cita yang diabadikan dalam beberapa foto ucul berikut ini..



Tim pendahulu bersiap untuk caw ke  Desa Neglasari. Tim pendahulu adalah beberapa orang terpilih seperti Redy Galing, Harry Alek, Tama Tam-Tam, Toni Kotak, Farizky Ucok, Agam, Nura, Mariska , Tressa Warkop, Galih Limun, Hafiz, Ganjar, Goesni, Dini Udin.



Malam harinya tim pendahulu berdiskusi tentang hal yang sangat terkutuk yaitu tebak-tebakan dosen yang tidak ada habisnya. Sampai-sampai pagi pun masih sibuk  berkutat soal "dosen apa yang.....". Awas ah tar mata kuliahnya dapet BL.



Keesokan harinya, tim pendahulu membenahi tempat yang akan dijadikan basecamp sambil nunggu para balakurawa yang akan datang dari kampus UPI. 



 Toni rajin sekali memindahkan pasir. Maklum wajahnya kan kotaaakkk seperti sekop (Peace ton!!!)


Ternyata rombongan anak-anak Himasra yang datang keesokan harinya mendapatkan masalah. Karena angkara murka yang mereka carter pengemudinya sok tahu. Sehingga angkara murkanya tersasar. Terpaksa mobil kol pun diarahkan untuk mengangkut anak-anak dan bolak balik. Beginilah wajah orang-orang yang pasrah menunggu tibanya rekan-rekan mereka.
Tapi foto diatas lebih menunjukkan ke keadaan seorang pria yang beristri tiga dan bingung memikirkan uang belanjaan.



Akhirnya setelah mobil bak berjibaku melawan kejamnya hutan belantara, bolak balik menjemput para mahasiwa, mereka pun tiba. Acara jadi ngaret. Barulah sekitar pukul 4 sore, briefing pertama dimulai. Kamera menangkap sosok anak kembar ini sewaktu sedang briefing.


Briefing merencanakan acara sosialisasi P2M Himasra kepada warga setempat. Mahasiswa pun dibagi menjadi tiga kelompok. Masing-masing kelompok akan menuju satu RT untuk sosialisasi. Wuiihh Rifky B*kep serius amat ich..





Selain eksis ke Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama, divisi pendidikan juga gencar mengadakan bimbel kerajinan kepada anak-anak desa Neglasari. Anak-anak antusias sekali begitu akang teteh yang unyu-unyu memberi berbagai pelajaran yang mengasah kreativitas namun tetap fun. 




 
Wuiih lucu ya hasil karya dede iia.. semangat nih ikutan bimbelnya...




Divisi Workshop mengadakan pelatihan untuk ibu-ibu dengan memanfaatkan bahan-bahan yang tersedia. Bahan-bahan sisa tekstil tersebut digunakan untuk membuat kerajinan makrame.
Workshop ini diadakan dengan menimbang pada potensi baik SDA maupun SDM agar dapat meningkatkan penghasilan masyarakat.



Merasakan beberapa hari di pedesaan membuat beberapa mahasiswa bernostalgia dengan bermain boy-boyan. Dari namanya, permainan ini layaknya dimainkan oleh para laki. Bagi yang setengah laki diharapkan mengundurkan diri.



Setiap pagi diadakan briefing dan evaluasi di sore hari. Semua panitia P2M harus berkumpul dan membahas program-program yang akan atau sudah terlaksana. Ada ritual khusus yang harus dijalani. Yaitu ritual update status seperti di jejaring sosial Facebook. Setiap panitia diharuskan mengisi lapak update status di pinggir namanya yang tertera di selembaran kertas. Sama halnya seperti di Facebook yang di-hack, Jika terlambat mengisi status nantinya dibajak orang. Musim pembajakan berlangsung dengan menyertakan sebuah kosakata baru yang selalu tercetus sewaktu P2M. Yaitu kata "Uye" yang bermakna absurd. Kosakata ini diambil dari sebuah lagu reggae yang sering didengar Farizky Ucok. Liriknya berbunyi
"Awewe matre kudu di uuyyeee"
Contoh status yang terbajak dan paling fenomenal
"Uye sama Irn*l, Legit"
"Aa, Uye aku dong"
"Uye rame-rame yuks"



Tibalah giliran Divisi Baksos yang beraksi membagikan baju-baju layak pakai kepada warga. Demi kelancaran dan ketertiban, petugas linmas diarahkan untuk mengawasi jalannya pembagian baju. loh?


Bersamaan dengan berlangsungnya pembagian baju layak pakai, Divisi Kesehatan mengadakan penyuluhan kesehatan kepada warga. Meskipun berlatar belakang pendidikan seni rupa, Divisi Kesehatan  membekali diri dengan pengetahuan kesehatan.


Rangkaian acara super padat Divisi  Pendidikan ditutup dengan acara sekolah alam. Anak-anak diajak untuk ikut serta jalan-jalan sambil menambah pengetahuan. Ada tanya jawab, games, dan hadiah-hadiah seru. Anak-anak merasa senang dan ingin rangkaian acara P2M diadakan lagi. Acara-acara mengakrabkan anak-anak dan para mahasiswa.


It is farewell time. Usai sudah serangkaian acara P2M yang penuh cerita dan suka cita. Sesi foto-foto pun berlangsung sangat seru sebagai bentuk pengabadian momen-momen tak terlupakan.



Akhirnya, para mahasiswa pun meninggalkan desa dengan membawa oleh-oleh paling berharga, yaitu pengalaman.


Wajah-Wajah Yang Tertangkap Kamera


Ada yang mau punya anak bayi kayak gini? Kasihan, dia dibuang sama ortunya karena sewaktu lahir udah berkumis. Bayi ini juga terancam menjadi sasaran berburu.



Semula orang ini disangka warga desa. Namun warga desa yang lainnya mengaku tidak mengenal orang ini. Orang ini kerap bersuara "uhuk!uhuk!" dan "ikhh doomsday".




Berpose super cool. Dan orang ini adalah instruktur senam.
Parade kostum bertemakan "Cita-Citaku"

Agam dan Limun, satu lubang berdua. Celana yang fenomenal.


            Ternyata ada sosok Ibu Muslimah dari Desa Neglasari






 
Pria yang satu ini galau wae memikirkan si dia yang nun jauh di solo sana. Ha


 Ya itulah dia secuil kisah-kisah saat P2M. Mohon maaf jika tulisan ini agak nyeleneh. Karena ini bukan jurnal atau essai. Jik ada pihak yang merasa tersinggung mohon maaf eaa..







Mariska Chains
Penulis lepas, menetap di kopo