Senin, 29 Juli 2013

[Review] Berbagi Pengalaman Intan Agustin di Kuliah Santai Sore





Intan Agustin lahir di Bandung, 21 Agustus 1990. Universitas Pendidikan Indonesia. Di KSS Rabu lalu Intan Agustin berbagi pengalamannya berpartisipasi di festival performance Art di 19th Anniversary NIPAF ASIA, Japan. Gimana serunya KSS kemarin? yuk check this out !!

Dua tahun yang lalu seniman dari Jepang Seiji Shimoda sebagai Direktur NIPAF ( Nippon International Performance Art Festival ) datang ke Indonesia dan turut menampilkan karya performennya di “ TUBUH ASIA” NIPAF-ASBESTOS Performance Art Exchange, Asbestos Art Space, Bandung, yang saat itu Intan Agustin juga turut serta menjadi salah satu performer dalam acara tersebut.

Suatu saat Seiji Shimoda tersebut meminta kepada Direktur Artistik Asbestos W. Christiawan untuk merekomendasikan seorang seniman muda wanita untuk pergi ke Jepang mewakili Indonesia turut ikut serta dalam International Perfomance Art festival 19th Anniversary NIPAF ASIA, Japan. Akhirnya W. Christiawan merekomedasikan Intan Agustin menjadi salah satu wakil seniman muda wanita untuk ikut dalam acara yang diselenggarakan di tiga titik kota besar di Jepang yaitu Tokyo-Osaka-Nagano. Tidak hanya Intan dari Indonesia yang diundang untuk ikut berpartisipasi, tetapi ada juga dari negara Spanyol, Myanmar, Polandia, Ukraina, China, Nepal, Mexico, Hungaria dan selebihnya tentunya beberapa seniman dari Jepang.

“....Awal pertama rasanya deg-degan. Dua minggu di Jepang sendiri sedih juga, tapi yang mengesankan itu kebersihan dan ketertiban orang-orang disana patut diacungi jempol.....” ujarnya ketika menggambarkan perasaanya saat di negara sakura tersebut.

Merujuk ke konsep Intan dalam mementaskan performance Art-nya disana. Dia lebih menyukai performance art yang tidak terlau serius. Lebih menyukai dengan pembawaan yang santai. “...Tidak yang ekstrim-extrim, tapi lebih ke Entertainnya....” jelasnya.

Ada perbedaan yang dirasakan Intan Agustin ketika menampilkan karya performance Art-nya disana. Untuk di negeri sendiri Intan biasanya secara spontan, di Jepang menenuntut Intan untuk segala sesuatunya harus terkonsep sedemikian rupa dari mulai awal hingga akhir penampilan. Berbeda dengan Indonesia, di Jepang segala sesuatunya di atur dengan baik, pertujukannya diatas sebuah stage, bahkan disana sudah tersedia beberapa ruangan khusus yang telah diatur sedemikian rupa untuk memfasilitasi ruang gerak seni kontemporer : Performent Art tersebut. Mengingat orang-orang Jepang memiliki selera yang tinggi terhadap seni, dari berbagai kalangan turut hadir  untuk mengapresiasi seni ini.

Bagi Intan Perfomance Art adalah kegilaan yang tersalurkan, semacam mediasi ide-ide yang tidak bisa dituangkannya melalui karya drawing. Ada yang menarik ketika Intan Agustin melakukan karya performance Art disana adalah Hijabnya. Ketika Intan berperformance dengan hijab, hal itu menjadi Point interest orang-orang disana terhadapnya.
"..Alhamdulillah responnya sangat baik. Mereka awalnya terheran-heran karena untuk pertama kalinya melihat seorang performance artist berhijab. Ini menjadi hikmah dakwah saya membuka mata mereka bahwa muslim itu terbuka dan tidak skeptis. Yang menarik adalah orang-orang disana tertarik untuk memakai hijab seperti yang saya pakai mingkin untuk sekedar fashion..."





Begitu banyak yang Intan Agustin bagi tentang pengalamannya di negara yang juga dikenal sebagai negara lahirnya Doraemon itu. Jadi siapa selanjutnya yang akan menjadi pembicara nanti untuk berbagi pengalamannya ? Kita tunggu pengalaman-pengalaman lainnya di Kuliah Santai Sore selanjutnya....Red 

 -  Perjalananku bukan Perjalananmu, Perjalananku adalah Perjalananmu - Titik Nol, Agustinus Wibowo



















Penulis : Devianti N W