Selasa, 24 September 2013

Pendidikan Seni kini dan Guru Ideal


23 September 2013 FPBS UPI- Perkembangan pendidikan seni khususnya seni rupa banyak mengalami pengaruh 'ombang-ambing' yang disebabkan oleh kebijakan sistem pemerintah, khususnya perubahan kurikulum yang terkait dengan implikasinya. Kurikulum merupakan unsur pertama dalam pendidikan. Di dalam kurikulum tersebut terdapat perencanaan pembelajaran. Tentunya pendidikan tidak akan lepas dari kurikulum. Menyangkut tentang kurikulum tersebut timbul keresahan terbaru yaitu adanya kurikulum 2013. Hal tersebut begitu jelas di ungkapkan bapak Samsul Ridwan di awal pemateriannya tentang dinamika pendidikan seni. Samsul Ridwan merupakan alumni dari jurusan pendidikan seni rupa IKIP bandung yang sekarang bekerja sebagai tenaga pendidik di SMKAK 2 & 3 BPK PENABUR Bandung. Dalam kesempatan kali ini beliau sebagai pemateri dalam acara Training of Traine (TOT) yang diadakan oleh divisi pendidikan HIMASRA Minggu lalu
Merujuk pada bahasan yang disampaikan dalam TOT kali ini, ada beberapa hal yang dibahas mengenai seputar unsur pendidikan khususnya bagi kita sebagai pendidik yang tentunya harus tahu apa saja unsur pendidikan itu dan bagaimana realita di dalam dunia pendidikan seni saat ini yang sempat dipaparkan bapak Samsul dalam materinya.





1. Kurikulum

Sudah di bahas sebelumnya bahwa kurikulum merupakan unsur pertama dalam pendidikan. Kurikulum sangat berpengaruh untuk seorang guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, tentunya kita sebagai pendidik harus mengikuti sistem/kebijakan yang ada sesuai prosuderal yang diberikan pemerintah. Di dalam kurikulum, mata pelajaran seni budaya memiliki kecenderungan pada seni rupa berbasis Nusantara yang masih multi interpretasi. celah ini berpotensi besar untuk membelajarkan seni rupa secara alakadarnya. tak heran kalau banyak dijumpai pemahaman dan praktek-praktek yang hanya sebagai pelengkap, kondisi ini diperburuk lagi dengan pegajar yang bukan pada bidangnya. bisa ditemui di sekolah-sekolah bahwa guru seni budaya biasanya bukan dari bidang seni rupa tetapi biologi, B. Indonesia, Matematika dll. kurikulum pendidikan seni dan juga kurikulum pada umumnya masih terbilang labil, terhitung sejak 1994 hingga kini. ini mejadi sebuah tantangan besar bagi guru untuk dapat menyelaraskan kondisi kurikulum yang ada dengan realisasinya. Kurikulum sekarang bernama KTSP dan kurikulum 2013.

2. Siswa

Sebagai seorang guru kita harus mengerti bahwa peserta didik/ siswa berasal dari latar belakang yang berbeda, minat yang berbeda, sifat yang berbeda dan sebagainya. Di sisi lain antusias siswa-siswi sekarang didominasi oleh situasi saat ini/ globalisasi, terlebih bagi mereka yang berada di kota besar. Pada kenyataanya kesenian modern lebih diminati ketimbang kesenian tradisional, faktor media cetak maupun media elektronik senantiasa menjadi pengaruh efektif bagi pembentukan / perilaku siswa-siswi. hal ini menjadi kendala bagi sebuah kreativitas dalam pembelajaran seni, namun demikian bukan berarti tidak ada siswi-siswi yang kreatif, mereka yang kreatif memiliki motivasi tinggi, membuat potensi, dan prestasinya optimal dalam berkesenian.

3. Guru
Guru menjadi ujung tombak bagi pelaksanaan pendidikan di sekolah, khususnya dalam memberikan pemahaman motivasi dan melatih kemapuan berkarya. membangun minat dan semangat  belajar bukanlah hal yang mudah apa lagi tidak didukung oleh fasilitas belajar yang memadai, solusinya tidak cukup hanya melengkapi media pembelajaran, tetapi tidak kalah penting adalah mengupayakan daya tarik melalui racikan bahan ajar, teknis pengajaran dan evaluasinya, serta memberi teladan dalam kegiatan kreasi-apresiasi seni/ aktivitas seni di lingkungan sekolah maupun luar sekolah.

4. Administrasi guru
Persiapan mengajar biasanya terdiri dari administrasi guru dan menjadi figur guru yang kompeten. administrasi guru terdiri sedikitnya terdiri dari: Program tahunan (PROTA), Program Semester (PROMES), analisis materi pelajaran (AMP), silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), agenda.

5. Sekolah
Sekolah adalah tempat berlangsungnya proses pendidikan secara formal dengan fasilitas yang dimilikinya, sekolah dapat memiliki ke khasan masing-masing namun tetap dibawah pengawasan dinas pendidikan.



Bagaimana guru yang ideal itu?

Guru merupakan figur yang semestinya digugu dan ditiru, sehingga (idealnya) menjadi panutan bagi murid-muridnya. guru ideal diharapkan mampu memberi pengaruh positif, paling tidak berperan dalam pendidikan sesuai dengan mata pelajarannnya. guru yang ideal adalah figur guru yang profesional, secara legalitas dinyatakan dengan kepemilikan setifikat pendidik melalui program sertifikasi guru oleh pemerintah yang dalam prosesnya melibatkan; departemen pendidikan, dinas pendidikan, dan perguruan tinggi. namun bukan berarti guru yang belum memiliki sertifikat dianggap belum profesional, hanya saja guru bersertifikat sudah di uji kemampuannya melalui mekanisme yang telah ditentukan, yaitu jalur portofolio, atau pendidikan dan pelatihan profersi guru (PLPG). berikut ciri umum guru profesional diantaranya :

1. Memiliki kinerja dan kwalitas kerja yang baik
2.  bersemagat, antusias dan memiliki persiapan matang dalam strategi, mtode mengajar dll.
3. mampu mencapai tujuan pembelajaran secara maksimal dengan menjalankan aktivitas kegiatan belajar mengajar secara terampil dan menyenangkan
4. pengembangan profesi, dan lain-lain

tentunya dari komponen diatas, ada penilaian tersendiri terutama untuk kenaikan pangkat/golongan yang biasanya dilakasanakan tiap tahun. Adapun pihak yang menilai terdiri dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah, atau pihak yang ditunjuk. Masalah yang paling mendasar namun sangat penting untuk dikuasai oleh guru pada saat menjalankan tugasnya ialah 'super visi' kelas, dimana guru akan dinilai kemampuannya secara menyeluruh/ komprehensif. 

Mulanya kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pembekalan materi kepada peserta HIMASRA go to school yang telah dilaksanakan pada tanggal 25 september 2013 lalu."Kita mengundang pemateri yang profesional dibidangnya, alangkah lebih baiknya bersifat umum agar ilmu yang diberikan bisa tersebar luaskan tidak hanya untuk peserta HGTS saja" jelas Ganjar Jatnika sebagai ketua pelaksana.

Acarapun diakhiri dengan sesi foto bersama. keseluruhan acara TOT kali ini berjalan dengan sukses dan lancar.  Peserta yang hadir ada 54 orang dari mahasiswa seni rupa angkatan 2013, 2012, 2011, pengurus divisi pendidikan sebelumnya dari 2010, 2009, 2007 dan alumni. Semoga dengan adanya TOT ini dapat menambah wawasan yang lebih luas mengenai dunia pendidikan khususnya pendidikan seni. Ttentunya bermanfaat untuk kita sebgai calon pendidik kedepannya.. .. Salam Pendidikan! Salam HIMASRA!. Red