Identifikasi Pembakaran Keramik, Berangkat ke Galnas
Kepengurusan periode
2014-2015 mengawali perjalanan perdana dengan mengunjungi Galeri Nasional
Indonesia dalam acara Jakarta
Contemporary Ceramics Biennale yang ketiga kalinya digelar Jakarta, Minggu
(28/09/2014). Acara ini digelar dari tanggal 24 September- 13 Oktober 2014.
Jika mengilas balik
sejarah Jakarta Contemporary Ceramics
Biennale (JCCB) ini digagas oleh Asmujo Jono Irianto seorang kurator dan
dosen seni rupa Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Rifki Effendi (kurator)
yang mana ketika itu menyelenggarakan The
First Jakarta Contemporary Ceramics Biennale.
JCCB pertama mengusung
tema Ceramic Art: In Between, diselenggarakan di North Art Space, Jakarta pada
tahun 2009. Dalam penyelenggaraan pertama tersebut mengundang seniman
Internasional. Penyelenggaraan tersebut menampilkan berbagai macam seni keramik
kontemporer diantaranya instalasi, performance, keramik modern, pottery, video
dan patung. Selain itu menyelenggarakan program seminar dan workshop.
JCCB #2 mengusung tema
Crafting Identity diselenggarakan di North Art Space dan Museum Seni Rupa
Keramik pada tahun 2012. JCCB #2 diselenggarakan dengan mengundang Kurator
Sujud Dartanto (dosen seni rupa, ISI). Seniman yang di undang dalam
penyelenggaraan acara ini lintas Internasional dengan menampilkan pameran yang
lebih beragam, lebih berani dan lebih spontan. Seminar dan workshop juga turut
diselenggarakan dengan lebih spesifik dan dikemas lebih serius.
JCCB #3 mengemas
penyelenggaraan yang lebih sempurna dengan mengusung tema oleh kurator Asmuji J
Irianto dan Rifky Effendi “Coefficient of Expansion”, suatu metafora terhadap
praksis keramik termutakhir yang kian ekstensif. Penyelenggaraan ketiga JCCB mengundangan
lebih banyak seniman internasional dan seniman keramik indonesia serta Industri
keramik dan studio-studio keramik.
Mengingat JCCB kedua
diselenggarakan dengan sukses, JCCB #3 menggandeng kemenparekraf dan dijadikan
sebagai program unggulan. Selain itu dilibatkan juga lembaga- lembaga
internasional sehingga membantu pendaan (grant
atau arts fund).
“Istilah Coefficient of Expansion dalam teknik
keramik berkaitan dengan inversi kuarsa, atau juga dikenal dengan ceramic change yaitu titik perubahan kimiawi
dari tanah liat menjadi keramik pada suhu 573 derajat Celcius dalam proses
pembakaran keramik, hal itu diikuti pemuaian (expansion) badan keramik” kata Asmujo J Irianto.
Salah satu partisipan
pameran, Eldwin Pradipta sebagai seorang seniman menampilkan karya dengan judul
Untitled #3 (After Ai Wei Wei’s Colored
Vases) dengan menampilkan video
projection on vases yang membuat penasaran pengunjung akan kesinergian
makna dan karya yang diusung oleh penggagas. Eldwin Pradipta seakan ingin
menaikan nilai karya keramik sehingga dapat menerobos menuju seni keramik
kontemporer. Salah seorang seniman China, Ai Wei Wei mewarna wadah wadah
keramik dari dinasti Han dengan cat murahan tetapi menurunkan nilai kultural
dan tradisi tetapi menerobos seni keramik kontemporer. Dalam karya, Eldwin
Pradipta menampilkan video projection
atau mapping dengan memproyeksikan
pada karya keramik seakan membuat apresiator merefleksikan diri pada masa kelam
saat Ai Wei Wei mewarnai wadah wadah keramik tersebut dan mengingatkan bahwa
pentingnya seni kontemporer difahami oleh masyarakat.
Workshop pembuatan
keramik dari Industri Keramik dari Jawa Timur dan Workshop Pembakaran Keramik
Ruku Ruku turut memanjakan mahasiswa seni rupa UPI yang berpartisipasi.
Workshop industri keramik Jatim mengajarkan pembuatan keramik tradisional
dengan teknik tersendiri. Workshop keramik Ruku- Ruku juga mengajarkan teknik
pembakaran keramik biskuit menjadi keramik Ruku- Ruku dengan suhu 2000 derajat
Celcius. Dalam workshop ini diajarkan proses mengglasir keramik (pewarnaan keramik)
dengan zat logam dengan hasil pembakaran yang sangat menarik dan mempunyai
nilai estetis yang sangat tinggi.
Akhir perjalan pulang
beberapa partisipan diberi oleh-oleh keramik. Dengan perasaan menjunjung
kelangit kami himpunan mahasiswa seni rupa dengan berbangga hati dapat
mengawali acara Art Trip Himasra
dengan mengapresiasi Jakarta Contemporary
Ceramics Biennale #3. Selamat datang di perjalanan selanjutnya. (Rega Oktaviana).