Selasa, 03 Maret 2015

Kopi Paste di Sore Hari



Berawal  dari lingkungan pembelajaran seni rupa di dalam kampus yang memang tidak teraplikasikan hususnya mata kuliah teori dari perkuliahan yang kadang kala tidak teringat sama sekali, tentang sejarah seni rupa yang mungkin jika ditanya oleh orang lain pasti kebingungan  menjawabnya, nah dari sanalah kita  berinisiatif utuk membuat sebuah  ruang untuk saling berbagi ilmu dari berbagai sumber , baik itu dari buku ataupun pendapat sendiri sambil mengingat ngingat pembelajaran yang diajarkan di dalam kelas perkuliahan  dan kita beri nama ruangan itu “ Kopi Paste” .

Kopi Paste ajang untuk saling berbagi pengetahuan tentang seni rupa ,sambil ngopi dalam suasana santai di sore hari ditaman bareti. Acara diskusi ini terbuka bagi siapa saja yang mau bergabung tidak ada persyaratan apapun cukup membawa bekal pengetahuan dan secangkir kopi manis untuk berbagi.
Kegiatan diskusi seni diluar jam kuliah memang jarang  dilaksanakan karena mungkin pengaruh lingkungan kampus dan jurusan yang mengutamakan aktivitas kuliah saja, padahal diskusi yang bersipat santai justru lebih mengasyikan apa lagi dengan teman seperjuangan.

Kopi paste pertama kali dilaksanakan hari kamis tanggal 30 Oktober 2014 dibawah lampu neon di tangga pertama didekat pohon pinus tertinggi, kampus bumi siliwangi,  diskusi pertama ini mencoba membuka buku Seni Lukis Baru Bandung, penulisnya Amminudin TH Siregar, waktu itu, hanya beberapa orang yang mengikuti diskusi ini tidak lebih dari 10 mahasiswa, tapi tidak menyurutkan semangat keingin tahuan teman teman semua , salah seorang  membacakan buku itu dari awal,  yang lainnya mendengarkan seperti mendengarkan cerita dongeng, setelah satu point selesai maka kita buka sesi pertanyaan,  biasanya kita menjawab dengan apa yang kita ketahui dan kita pahami sendiri selain membuka buku yang lain untuk menjawab pertanyaan itu , seperti buku sejarah dan buku tentang istilah kesenirupaan.

Setelah kami baca, buku ini  ditulis dengan tujuan  sebagai pengantar permulaan untuk, membicarakan  kembali beberapa hal tentang perkembangan seni lukis di Bandung, karena  sejarah seni lukis di bandung selalu berjalan bersamaan dengan sejarah seni lukis di Indonesia. Seni lukis bandung pada periode 1930an merupakan peleburan seni lukis eropa dengan pelukis lokal di bandung, dengan gaya gaya mooi indie yang di kritisi oleh “bapak seni lukis modern Indonesia” Sudjodjono atas kecendrungan lukisan landscape gaya Bandung.

Dalam diskusi  selanjutnya masih mengenai buku ini dengan di hususkan membahas Sudjodjono dan Raden Saleh. Kopi Paste dilaksanakan empat kali selama kepengurusan himasra periode 2014/2015 , yaitu tanggal 3, 6 November dan 11 Desember 2014 ,setiap kamis dan satu kali di hari senin .

Kedepannya diskusi ini bisa dikembangkan kembali dan dikemas lebih asyik lagi dengan mendatangkan narasumber- narasumber yang mempunyai pengetahuan di bidang seni rupa. Kopi Paste belum menemukan cara diskusi atau bedah buku yang pas, belum menemukan aroma kopi yang wangi sehingga menjadi inspirasi. Salam Secangkir Kopi di Sore Hari, Selamat Berbagi. (Ardhiyatul Ardha).