Menariknya Kreatifitas Fotografi dalam Seni
Seni itu apa? Apa itu Seni?
Pertanyaan klasik yang selalu dikemukakan oleh banyak orang adalah
apakah seni itu. Kebanyakan dari mereka menjawab secara spontan bahwa seni
adalah keindahan. Jawaban tersebut tidak salah, tetapi tidak juga benar karena
dibeberapa karya seni khususnya seni rupa), keindahan itu tidak mudah ditemukan
oleh setiap orang. Sedangan definisi seni menurut Achdiat K. Mihardja: “Seni adalah
kegiatan rohan manusia yang merefleksikan realitet (kenyataan) dalam suatu
karya yang berkat bentuk dan isinya mempunyai daya untuk membangkitkan
pengalaman tertentu dalam alam rohani si penerimanya”. Disamping untuk membangkitkan
pengalaman tertentu, seni juga mempunyai sifat komunikatif, menurut Taufik
Abdullah dalam tulisannya mengenai komunikasi ilmu dan seni, mengatakan bahwa
seni itu adalah satu dari berbagai cara untuk melukiskan dan mengkomunikasikan.
Seni baru bisa mempunyai makna atau dapat diresapkan jika pada dirinya
terkandung kekuatan pesan yang komunikatif dan seni yang tidak komunikatif sama
sekali tidak bisa dikatakan indah. Dari pernyataan ini bisa dikatakan bahwa
seni adalah media penyampaian pesan dari seniman kepada orang lain dengan
tujuan mempengaruhi pikirannya. Berdasarkan klasifikasi yang dibuat oleh Thomas
Munro, fotografi dapat dimasukkan sebagai cabang seni rupa (visual Art), seni
yang hanya bisa dirasakan melalui indera penglihatan manusia. Jadi seni
fotografi bisa dikatakan sebagai kegiatan penyampaian pesan secara visual dari
pengalama yang dimiliki seniman / fotografer kepada orang lain dengan tujuan
orang lain mengikuti jalan pikirannya. Supaya tercapai proses penyampaian pesan
ini maka harus melalui beberapa persyaratan komunikasi yang baik, yaitu konsep
AIDA (Attention–Interest-Desire-Action) atau Perhatian – Ketertarikan – kiKeinginan – Tindakan.
Syarat pertama adalah harus menimbulkan perhatian (attention). Sebuah
karya foto pertama-tama harus mampu mendapatkan perhatian orang untuk melihatnya.
Tanpa proses ini, sebuah pesan dari karya foto juga karya seni lainnya akan
berhenti disitu saja. Kemudian setelah mampu mendapat perhatian orang maka
karya foto harus mampu menimbulkan ketertarikan (interest) terhadap pesan yang
akan disampaikan. Setelah orang tertarik pada karya foto yang dibuat, maka dari
situ proses tetap berlangsung dengan timbulnya keinginan (desire) untuk
mengetahui lebih jauh pesan yang disampaikan. Proses terakhir adalah dengan
timbulnya tindakan (action) seperti yang diharapkan oleh seniman/fotografer
sesuai pesan yang disampaikannya. Jika proses terakhir ini berhasil, maka
berhasil pulalah penyampaian pesan mengenai pengalaman yang dimiliki
seniman/fotografer pada orang lain dengan adanya tindakan nyata yang dilakukan.
Tindakan-tindakan itu bisa beraneka macam tergantung pesan apa yang
disampaikan. Bisa menimbulkan perasaan tertentu (sedih, gembira, marah, takut,
terharu, dal lain-lain) hingga tindakan yang nyata. Misalnya : membeli produk
yang tercantumpada foto (pada commercial photography), memberikan bantuan
kepada orang yang tertimpa musibah/kesusahan (pada photojournalism, human
interest) menimbulkan rasa kagum bahkan cinta, dan lain sebagainya. Fotografi
menampilkan kenyataan (realita) dan tidak ada unsur abstrak (dalam seni
fotografi). Suatu kenyataan bahwa pembuatan seni fotografi dengan kamera
berarti membatasi subyek dengan batas format pada jendela pengamat. Hal ini
menjadikan seni fotografi lebih jujur daripada seni lainnya karena merekam
seperti memfotocopy subyek yang ada di depannya. Subyek foto mencakup banyak
hal dan tidak terbatas, mulai dari pemotretan manusia, alam semesta,
arsitektur, sampai dengan mikroorganisme. Memang, banyak seniman foto yang
berusaha membuat foto dengan film khusus, seperti film infra merah supaya
subyeknya terlihat lebih abstrak. Namun, subyek dengan warna yang tidak seperti
kenyataan tetap merupakan bukti dan bukanlah khayalan. Pembuatan foto perlu
perencanaan dan pengenalan subyek yang dapat dilakukan dengan cara mendatangi
satu tempat berkali-kali atau mendalami suatu tema foto.
FOTO HITAM PUTIH DAN FOTO BERWARNA
Fotografi hitam putih dan fotografi berwarna adalah dua hal yang berbeda
namun berdiri sejajar. Dalam era kemajuan teknologi fotografi yang begitu
pesatnya ini bukan berarti bahwa masih hadirnya foto hitam putih merupakan foto
yang ketinggalan zaman. Selain masih diperlukan dilingkungan media informasi
cetak, misalnyakoran, majalah ataupun buku-buku. Fotografi berwarna bukanlah
semata-mata modernisasi dari fotografi hitam putih. Demikian pula fotografi
hitam putih bukanlah merupakan penyederhanaan fotografi berwarna. Fotografi
warna dan fotografi hitam putih telah berjalan sendiri-sendiri menjadi dua
aliran dalam seni fotografi, dengan pengikutnya masing-masing. Ini dapat
dibuktikan pabrik perlengkapan fotografi ILFORD di Inggris menyebut dirinya
spesialis foto hitam putih.bahkan pabrik tersebut memiliki slogan “Ilford, The
Future in Black and White" ( Ilford, Masa Depan untuk Foto Hitam Putih)
Foto hitam putih adalah foto yang sangat sederhana, sehingga jika tidak diolah
secara kreatif tidak akan menghasilkan apa-apa. Karena hampir semua subyek yang
ada di depan fotografer adalah mengandung warna yang beraneka ragam atau
berwarna, maka seorang fotografer hitam putih dituntut mampu menterjemahkan
warna-warna yang terdapat dalam subyeknya ke dalam gradasi hitam putih.
Terlepas dari foto warna ataupun hitam putih, pada prinsipnya adalah sama dalam
hal proses penciptaanya. Secanggih apapun perangkat fotografi yang digunakan,
mutu
hasilnya sangat tergantung pada tujuan,
fungsi, naluri, dan tingkat kreativitas fotografernya.
Dunia Kreativitas
Kreativitas merupakan kemampuan yang efektif
untuk mencipta yang akan melahirkan sesuatu yang baru. Dapat dikatakan juga,
kreativitas adalah daya dan upaya dari akal budi untuk menciptakan sesuatu yang
lain atau berbeda dari pada yang lainnya, dari yang kurang baik menjadi lebih
baik, dari yang belum pernah ada menjadi sesuatu yang nyata, menarik, dapat
dinikmati, dan bermanfaat. Imajinasi sebagai penggerak kreativitas, semula
dapat dimunculkan dari pengalaman diri pribadi, fantasi ataupun asosiasinya
yang selanjutnya dapat dikembangkan dan diterbarkan secara luas dengan cara:
mengkorelasikan dengan alam yang terbentang luas serta isinya, cinta kepada
sesama, cinta yang specifik, kondisi ekonomi, situasi politik, hukum ataupun
dengan ide dan bentuk karya dari seni yang lain. Pada dasarnya potensi kreatif
sebagai self-concept perlu dan harus dikembangkan setiap saat dengan membuka
dan menjajahi pengalaman-pengalaman kreatif yang baru (up to date) dalam bidang
apapun juga. Hal ini mengingat sekaligus menandakan bahwa setiap seniman pasti
mempunyasi kreativ itas-kreativitas yang umum dan sekaligus yang spesifik.
Kita lihat pendapat salah satu pendapat tokoh
yuk!
Menurut pendapat Soedarso yang termasuk
dalam pengertian kreatif adalah kualitas dari:
A.Sensitivitas adalah kepekaan terhadap
setiap rangsangan yang datang dari luar, baik kepekaan terhadap kesedihan yang
dirasakan oran lain, maupun kepekaan terhadap kombinasi warna atau susunan
bentuk yang menarik ataupun hal-hal yang khas yang ada disekitarnya. Dengan
kepekaan seperti ini maka jiwa akan menjadi kaya oleh berbagai pengalaman yang
masuk dan kekayaan tersebut akan selalu siap untuk
diekspresikan.
B.Kelancaran atau fluency : yaitu
kelancaran untuk menentukan kata-kata atau warna tertentu yang sesuai dengan
ide yang akan diekspresikannya, kelancaran idesional untuk berpikir dengan
cepat dan tepat, kelancaran mengasosiasikan sesuatu dengan yang lain, dan
kelancaran ekspresional yang berarti kemampuan untuk menemukan dengan cepat
jalan yang paling sesuai dengan ekspresinya.
C.Fleksibilitas : yakni kemampuan untuk
mengadaptasi situasi yang baru. Manusia mampu menyesuaikan dirinya dengan berbagai
situasi baik kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan kawan baru, tetangga
baru, atau kondisi iklim pada daerah tertentu, misalnya dari hidup di daerah
tropis ke hidup di daerah dingin.
D.Originalitas ialah kemampuan untuk
mengemukakan jawaban atau solusi yang khas terhadap pertanyaan atau masalah
yang ada. Pribadi yang memiliki originalitas adalah pribadi yang tidak
tergantung pada ide-ide orang lain, jujur pada dirinya sendiri dan pada proses
kreativitasnya.
E.Kemampuan untuk menentukan dan mengatur kembali.
F. Kemampuan untuk menangkap adanya
hubungan antara beberapa hal atau masalah dalam suatu jalinan tertentu.
G.Elaborasi : ialah kemampuan untuk
mengembangkan suatu ide dengan detail/bagianbagiannya. Seorang yang kreatif
akan mampu dengan baik membuat lukisannya ( baik secara verbal maupun dengan
gambar) tentang misalnya, sesuatu adegan. Tidak ada satu bagianpun yang
terlepas dari perhatiannya. Beberapa pandangan di atas menunjuk pada suatu
kenyataan bahwa krea-tivitas pada intinya adalah merupakan kemampuan seseorang
untuk melahirkan suatu yang baru baik berupa gagasan ataupun karya nyata, baik
dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, yang semuanya
itu relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.
Fotografi Digital Dalam Kreativitas
Kamera digital pertama diproduksi oleh Kodak yaitu DCS 100 (Digital
Camera System 100) yangditempelkan pada punggung Nikon F-3 sehingga gambar yang
biasa ditangkap oleh film, ditangkap oleh keping CCD (Camera Censor Digital).
Perbedaan paling mencolok antara kamera digital dengan kamera konvensional
adalah pada kamera digital tidak ada lagi pemakaian film sebagai penangkap
gambar. Proses fotografi telah mengalami perubahan dengan tidak adanya proses
kimiawi dalam pencetakan foto. Kalau pada teknologi sebelumnya, untuk
mendapatkan hasil foto kita harus mencuci film tersebut baru kemudian
mencetaknya. Fotografi digital gambar yang didapatkan sudah langsung menjadi
sebuah file komputer yang siap diolah. Penemuan kamera digital ini didukung
oleh perkembangan software komputer pengolahan gambar. Adanya teknologi ini
memungkinkan fotografer melakukan eksplorasi, eksperimen fotografi secara luas
dan menjadikan seni fotografi menemukan aliran baru. Teknik
montage/penggabungan gambar bisa dilakukan dengan cepat, tepat, murah. Pada
perkembangan fotografi digital diperkirakan akan menjadi faforit pada seni
fotografi pada masa mendatang karena keluasan teknik yang ditawarkan. Fotografi
digital hanyalah sebuah temuan yang memudahkan untuk menyempurnakan dan
memanipulasi sebuah foto. Namun bagaimana ia dipakai sepenuhnya, tergantung
kreativitas manusia yang mengolahnya. Pada dasarnya apa yang ada dalam karya
fotografi mampu diolah dengan data-data
komputer dan mampu menyamai kemampuan secara visual. Pekerjaan komputer hanya
perpanjangan tangan, sedang data-data objek tergantung pada prasarana kamera
dan kemampuan fotografer. Memang terasa begitu besar peranan kreativitas dalam
era fotografi yang didukung oleh perkembangan teknologi kamera.
KREATIVITAS DALAM FOTOGRAFI
Dalam proses berkaya seni fotografi atau proses visualisasi karya adalah
menghidupkan dan memberi jiwa pada karya foto. Seperti halnya dengan seniman
seni rupa lainnya, fotografer bekerja menggunakan otak dan hatinya yaitu segala
tindakan yang dilakukan, terutama dalam proses pengambilan obyek, ia akan
mengetahui hasilyang akan diperoleh sehingga melakukan tindakan-tindakan yang
berguna untuk mendukung ide dan gagasannya. Pada dasarnya masalah fotografi
adalah masalah yang cukup kompleks karena menyangkut berbagai macam aspek,
diantaranya :
1. Kamera, perangkat atau alat pemotretan
dari yang paling sederhana sampai pada yang bertekologi canggih. Kamera adalah
alat untuk merekam gambar pada permukaan film. Sebagai alat perekam optis, kamera
mampu merekam apa yang terlihat oleh lensa. Seorang fotografer dituntut mampu
menguasai memahami peralatan yang dipergunakan, sampai pada karakteristik dan
tingkat kemampuannya. Kamera mempunyai komponen bermacam-macam yang akan
menentukan hasil bidikan seorang fotografer. Alat kontrol penting pada kamera :
fokus, kecepatan rana (shutter), dan diafragma karena dari alat kontral inilah,
hasil sebuah foto ditentukan.
2. Pencahayaan merupakan unsur dari dasar
fotografi. Tanpa pencahayaan yang optimal, suatu foto tidak dapat menjadi
sebuah karya yang baik. Pengetahuan tentang pencahayaan mutlak harus diketahui
oleh seorang fotografer. Cara mempelajari penguasaan pencahayaan adalah dengan
melatih mata untuk lebih peka terhadap cahaya yang muncul.
3. Penempatan subyek utama dalam gambar
sangat penting untuk mendapatkan komposisi yang baik. Komposisi dapat
digolongkan kedalam beberapa bentuk, yaitu komposisi grafik, dimana unsur-unsur
garis dapat membentuk kotak-kotak, bulatan, segi tiga dan lain-lain. Ada komposisi
tradisional mempunyai watak yang klasik, komposisi Bali seperti pada
lukusan-lukisan Bali. Komposisi modern adalah penampilan yang serba ingin tahu,
mencoba sesuatu yang belum pernah ditampilkan, keluar dari aturan yang
konvensional dan lain sebagainya.16 Patung dan monumen dapat ditempatkan di
pusat gambar, tetapi pada umumnya komposisi yang lebih menarik dihasilkan jika
subyek utama ditempatkan tidak di pusat gambar.
4. Kamar Gelap, adalah tempat akhir untuk
proses fotografi. Kamar gelap dapat dilakukan trick atau manipulasi dari hasil
pemotretan seorang fotografer, sehingga hasil fotonya akan berbeda dengan obyek
yang sebenarnya. Didalam kamar gelap inilah proses pencetakan/ montase,
distorsi dengan jalan pengaturan posisi kertas dilakukan.
5. Aspek pesan menjadi sebuah pengalaman
baru yang unik menarik dan estetik bagi orang lain yang menikmatinya. Seorang
fotografer harus dapat mengkomunikasikan pesan atau pengalaman batinnya yang
estetis melalui hasil bidikan kame-ranya kepada orang lain.
6. Aspek presentasi memegang peranan dalam
penataan komponen subyek artinya penguasaan komposisi dan unsur disain harus
difahami benar oleh fotografer, sehingga dapat ditampilkan dengan baik.
7. Pemakaian filter. Filter adalah suatu
sistem optis pembantu yang biasanya dipasang di depan lensa dan dapat
memodifikasi gambar asli di saat pemotretan. Beberapa jenis filter dapat me
ngubah warna-warni atau bayanagn, sedangkan yang lainnya dapat menciptakan efek
fisik baru pada bidang pada bidang gambarnya. Namun, sebuah filter dapat juga
berupa suatu media tembus pandang atau memantul, seperti sebuah cermin tua atau
suatu pecahan kaca dari wadah abu rorok. Pemakaian filter atau saringan sinar
mempunyai maksud yang berbeda-beda
8. Pemotretan Gerak dapat diabadikan dengan
menggunakan lampu kilat atau rana dengan kecepatan tinggi. Namun efek bergerak
bukan hanya muncul karana sebuah gambar tampil dengan tajam. Ada, kalanya,
gambar yang ringan yang akan anda tampilkan harus tampil blur untuk memberikan
kesan gerak. Ada teknik blurring, teknik panning shot, teknik freezing dan
teknik zooming. Panning dalam More Joy of Photography adalah “Moving a
camera to photograph a moving object while keeping the image of the object in
the same relative position in the viewfinder”.
9. Kreativitas fotografi sebagai pengarah
gaya. Salah satu kiat mendapatkan hasil pemotretan yang baik seperti yang
dikehendaki orang yang dipotret adalah adanya kerja sama antara fotografer
dengan orang yang dipotret. Kerja sama yang dimaksud adalah dalam hal pemberian
informasi. Orang yang dipotret wajib memberitahu maksud dan tujuan diadakannya
pemotretan agar fotografer mengetahui tugas yang dibebankan kepadanya.
Sebaliknya, pemotret berhak mengarahkan orang yang akan dipotret. Dengan kerja
sama demikian, diharapkan diperoleh hasil pemotretan sempurna, seperti yang
dikehendaski kedua pihak.18 Dalam melakukan pemotretan, salah satu hal yang
harus dilakukan fotografer adalah mengarahkan gaya orang yang dipotret. Apakah
gaya dan posisi tubuh seseorang sudah baik dan menunjang komposisi gambar atau
perlu diubah. Dari beberapa aspek diatas merupakan sebagai contoh yang harus
disikapi oleh fotografer yang profesional, dengan tidak membedakan jenis atau
fungsi fotografi pada umumnya. Seorang fotografer tidak hanya mampu
mengo-perasionalkan alat saja, tetapi dia adalah seorang pencipta gambar yang
menarik dan mengandung nilai estetik yang dapat memuaskan orang lain yang
melihatnya. Dengan menggunakan madia cahaya pengalaman baru/sesuatu yang baru
akan dapat diekspresikan dan dinikmati.(Zesika HK)