Jumat, 03 Maret 2017

Diklat Calon Paser (CAPAS) XV

          

         PASER atau Pecinta Alam Seni Rupa merupakan salah satu komunitas yang berada di bawah nauangan himpunan mahasiswa seni rupa (HIMASRA) kembali menyelenggarakan Diklat Calon Paser (CAPAS) XV yang bertempat di Rancaupas, Ciwidey selama 7 hari yaitu Minggu (19/02/2017) sampai Minggu (26/02/2017).
        Diklat XV ini diikuti oleh 15 orang mahasiswa, 5 orang diantaranya laki-laki dan 10 orang perempuan, Jurusan Pendidikan Seni Rupa, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Kegiatan ini merupakan sebuah serangkaian kegiatan sebelum resmi bergabung menjadi anggota PASER.
           Kegiatan yang berlangsung selama 1 minggu ini diisi dengan berbagai macam materi pelatihan sebagai penambah pengetahuan dan pengalaman bagi CAPAS. Pematerian tersebut diantaranya mengenai pengalaman di alam seperti pengetahuan navigasi darat, untuk mengatahui posisi di hutan, dan membidik tujuan perjalanan. Uniknya, materi ini banyak menggunakan penghitungan matematis, sehingga ada sebagian CAPAS yang masih bingung. Kemudian ada pula pematerian mengenai hutan gunung dari kang Deni, kang Fitri acong, dan Arian.
           Dari serangkaian kegiatan yang dijalani, banyak kejadian menarik yang terjadi selama Diklat. Diantaranya adalah saat pembuatan bipak alam yang harus seunik dan sebagus mungkin. Serta pengalaman membuat makanan sendiri dari alam. Tentunya, kegiatan Diklat ini, diharapkan mampu menjadikan CAPAS sebagai SDM baru yang memiliki loyalitas tinggi, serta regenerasi yang berkualitas. Kemudian terciptanya kegiatan efektif yang menyenangkan dan memiliki metode yang menarik.
          Penutupan Diklat ini, diakhiri dengan kegiatan penyambutan CAPAS oleh keluarga HIMASRA atas kesuksesan terlaksananya Kegiatan Diklat CAPAS XV. (Dw)

Senin, 27 Februari 2017

"Etos Kerja Batik", Filosofi dan Fungsi Profan

Hallo sobat Etsa, kini kita bakalan kasih info seputar acara diluar kampus lho...
Hadir dari kesadaran perkembangan batik yang semakin maju di Indonesia, pada hari sabtu tepatnya pada tanggal 25 Februari 2017, bertempat di gedung workshop Batik Komar Jl. Cigadung Raya timur No 1-5 Bandung, diadakan sebuah workshop eksklusif yang mengupas tuntas tentang perkembangan batik khususnya batik di Indonesia. Dengan pemateri batik professional yakni Bapak Zahir Widadi SS. M. Hum (Dekan Fak. Batik Universitas Pekalongan-UNIKAL dan pakar batik)  serta Bapak Drs. Sapuan (Seniman Batik Sapuan) bersama moderator Bapak Dr. Komarudin Kudiya SIP. MDs.

Para audiens yang terdiri dari gabungan beberapa komunitas pecinta batik serta puluhan mahasiswa dan dosen dari berbagai universitas di Bandung termasuk UPI turut hadir untuk menyaksikan workshop yang membahas tentang perkembangan batik di Indonesia. Hal ini, tentu sangat penting mengingat kita sebagai mahasiswa seni rupa untuk mengetahui perkembangan dunia batik saat ini.

Workshop yang dimulai tepat pada pukul 10.00 pagi ini, dibuka dengan prolog moderator tentang pengalaman para pemateri yang telah berkiprah selama puluhan tahun didunia batik. Berawal dari kecintaannya terhadap batik, serta pengalaman masa kecilnya, Bapak Sapuan yang awalnya mengambil jurusan Biologi IKIP, terjun keluar dari zona nyamannya dan memilih menjadi seorang seniman batik. Baginya, batik adalah alam pikiran yang hadir dari kecintaan terhadap yang maha agung. Batik itu sebuah karya seni yang sakral, yang kekal yang tidak termakan zaman. Boleh saja perkembangan era globalisasi memakan surat menyurat dengan handphone, atau menenggelamkan wartel karena semakin maraknya juga perkembangan media komunikasi dan internet, tetapi tidak dengan batik.
Batik adalah bahan kain tekstil dengan pewarnaan menurut corak khas Indonesia dengan menggunakan lilin batik sebagai zat perintang warna. Seni batik merupakan merupakan kreasi yang mempunyai arti tersendiri, yang dihubungkan dengan tradisi, kepercayaan dan sumber-sumber kehidupan yang berkembang dalam masyarakat Indonesia. Sejarah perjalanan batik yang cukup panjang, kini menjadikan batik tidak hanya sebagai bahan pakaian saja, tetapi telah menjadi kebutuhan rumah tangga sehari hari dan sumber ekonomi serta kehidupan sebagian masyarakat Indonesia.
Batik tulis hadir dengan kecintaan seniman kepada sang pencipta. Dibalik ornamen hias pada kain, tersimpan pula ruh yang membuat kain itu hidup ketika digunakan. Seiring perkembangan zaman, batik mulai berkembang menjadi batik cap yang marak dibuat. Kemudian, batik print yang kini juga sudah banyak digunakan, hanya saja batik tulis tetap bertahan dengan karya seni tinggi sesuai dengan cara seniman yang membuatnya dengan sepenuh hati. 
 Berikut beberapa karya dari Bapak Sapuan yang turut di perlihatkan saat workshop.




(Sumber: Dok Pribadi)
Acara ini bukan merupakan acara yang pertama kali di gelar, melainkan sudah dibeberapa wilayah besar di Indonesia. Besar harapan semoga UPI bisa mengadakan workshop semacam ini untuk meningkatkan prestasi dan untuk lebih mengeksiskan lagi UPI khususnya Jurusan pendidikan Seni Rupa sendiri.(Red. Dewi)





Senin, 27 April 2015

Sekilas Wisuda



Rabu, 15 April 2015 lalu tepatnya di Gymnasium UPI Bumi Siliwangi, 27 Mahasiswa Pendidikan Seni Rupa penanggalkan statusnya sebagai mahasiswa menjadi S. Pd. Ke-27 mahasiswa ini mengikuti wisuda gelombang pertama di tahun 2015. Dari keseluruhan peserta wisuda, diantaranya dinyatakan lulus ujian sidang pada bulan Desember 2014, Januari dan Februari 2015.

Wisuda kali ini, selain dari jumlah peserta wisuda yang terbilang banyak, salah satunya menjadi pemegang IPK terbaik, dianya yaitu Nida Sholiha. Merupakan suatu kebanggaan bagi keluarga besar Pendidikan Seni Rupa. Dengan ini munculah sebuah pembuktian yang lain bahwa Seni Rupa pun mampu bersaing di bidang akademik. Masih ingatkan dengan empat mahasiswa yang ikut serta dalam Pameran Nalar Sensasi Seni. Dua pembuktian dalam bidang pendidikan dan dunia “kesenirupaan” yang juga menjadi motivasi bagi Mahasiswa-mahasiswi Pendidikan Seni Rupa untuk lebih eksis lagi. Baik dalam bidang akademik maupun non akademik. Berikut ini, rentetan nama Mahasiswa terbaik bangsa jebolan Departemen Pendidikan Seni Rupa yang mengikuti Wisuda Gelombang pertama tahun 2015:


Rendi Yogaswara
Muhamad Reza
Gatra Bahtera
Dani Darmawan
Deni Sudrajat
Kiki Tristianti
Adam Setiadi
Ferro Syumarna
Erlin Herlina
Dita Aditia
Oktavian Bilma’ruf
Annisa fauzia R.
Vhany Agustini W.
Irfan Dzihani
Tesa Apriliano
Ananda Nurul Aeni
Nida Sholiha
Daru Ahmad Sopian
Andi Wandriansah
Devie Astuti
Sari Apriliani
Egie Yuan Pratama
Muhammad Taqiyyuddin
Endang Adi Sutomo
Nurul Helda
Agung Tri Wibowo
Tolopan Ragukguk

Yap! itulah nama-nama wisudawan 15 April 2015, Departemen Pendidikan Seni Rupa. Salam hangat dari Etsa untuk pembaca setia Etsa di mana pun kalian berada. Tetap semangat raih prestasi ya! (Red. Rina)

Minggu, 12 April 2015

HIMASRA #ArtTrip - NALAR | SENSASI | SENI

http://galeri-nasional.or.id/new/upload/Poster.jpg
HIMASRA #ArtTrip kembali dilakasanakan, kali ini HIMASRA mengapreasiasi karya mahasiswa Indonesia yang bertempat di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta (9/04/2015). Galeri Nasional kali ini memfasilitasi Karya Mahasiswa seluruh Indonesia untuk dapat mengeksiskan dirinya melalui sebuah pameran. Tak semudah membuat mie instan, karya yang dipilih pun melalui proses panjang yang diseleksi oleh tiga kurator, Rizki A. Zaelani, Suwarbo Wisetrotomo, Citra Smara Dewi.
 
Sekitar 543 calon peserta dari 67 perguruan tinggu di 13 provinsi di Indonesia dan 2 perguruan tinggi di luar negri. Karya yang tepilih berjumlah 105 karya dengan berbagai jenis seperti lukisan, patung, seni keramik, drawing, seni grafis, fotografi, seni batik, mural, video art, dan seni instalasi. Karya-karya Mahasiswa ini berasal dari dari 27 perguruan tinggi di 10 provinsi di Indonesia.
"Selain menunjukan potensi, kreativitas, dan pencapaian artistik para mahasiswa, juga untuk memetakan bagaimana peran perguruan tinggi dalam mencetak insan kreatif." Tuturnya, Tubagus 'Andre' Sukmana sebagai Kepala Galeri Nasional Indonesia.

Salah satu yang istimewa dalam pameran ini yaitu terpilihnya 4 Mahasiswa Pendidikan Seni Rupa UPI yang ikut serta, yaitu: Alima Hayatun Nufus (2011), Basit Abdillah (2010), Buana Artian (2014), dan terakhir Endang Adi Sutomo (2010). Tentu saja hal ini menjadi satu kebaggaan tersendiri untuk UPI khusunya Pendidikan Seni Rupa lebih khususnya lagi bagi mahasiswa seni rupa sendiri pun sebagai pembuktian bahwa UPI tak hanya eksis di bidang pendidikan saja.

Besar harapan tentunya prestasi ini terus meningkat dan berkembang, untuk lebih mengeksiskan lagi UPI khususnya Seni Rupa sendiri. Lalu sebagai penyulut api semangat untuk mahasiswa yanh lain agar terus berkarya dan mengikuti perkembangan keseni rupaan. Thinking out of the box, karya harus dipamerkan karena dengan itulah kita akan tahu kelebihan dan kekurangan sebagai bahan untuk terus berkarya. So, tunggu apalagi pembaca Etsa? (Red: Rina)

Diklat Calon PASER (CAPAS) XIX



Pecinta Alam Seni Rupa atau yang lebih dikenal dengan sebutan PASER  adalah salah satu komunitas yang berada dibawah naungan himpunan mahasiswa seni rupa (HIMASRA) yang telah menyelanggarakan Diklat Calon PASER (CAPAS) XIX di Rancaupas, Bandung,  selama 4 hari yaitu jumat, (06/03/15)-senin, (10/03/15).
Diklat CAPAS XIX  yang diikuti oleh 11 orang mahasiswa Jurusan Pendidikan Seni Rupa, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) merupakan salah satu dari serangkaian kegiatan sebelum resmi bergabung dengan PASER.
Dalam kegiatan tersebut, CAPAS diharuskan  belajar menyesuaikan diri dengan alam dan belajar bekerja sama. CAPAS pun dilatih secara mandiri untuk mencari makanan yang tersedia di alam, membuat api unggun dan tenda yang terbuat dari dedaunan dan ponco jas hujan. Hal unik dari diklat tersebut adalah adanya upacara pembabtisan nama rimba. Salah satu nama rimba CAPAS XIX adalah “Ratut” yang merupakan singkatan Ratu Kentut seperti yang di kemukakan oleh Vicky salah satu CAPAS.
Senin, (10/03/15) Dilaksanakannya acara penyambutan CAPAS oleh keluarga HIMASRA atas kelancaran terlaksanakannya Kegiatan  Diklat CAPAS XIX. (Osi Priatna)




"Menyenikan UPI",- Azhar.

Azhar Natsir Ahdiyat

Hampir dua bulan sudah kepengurusan baru HIMASRA 2015 berjalan, dari mulai open rekruitmen tiap divisi, penyusunan program kerja, mengapresiasi pameran, dll. Lalu apa saja sih yang diharapkan kepengurusan ini kedepannya? "Harapan untuk HIMASRA, lebih eksis lagi, lebih professional, dan mampu mencapai tujuan bersama yang telah diusung. Untuk yang lebih khususnya harapan bagi seluruh Mahasiswa Seni Rupa bisa lebih berkontribusi lagi dalam kegiatan-kegiatan HIMASRA baik di dalam maupun luar kampus." Jawabnya, Azhar Natsir atau yang lebih akrab disapa Ajay ini.

"Menyenikan UPI" pun merupakan salah satu harapan dari Presdir HIMASRA terpilih ini, hal ini merupakan harapan yang menjadi satu pembuktian eksistensi Seni Rupa sendiri sebagai salah satu penghuni 'UPI rumah kita'.

Adapun harapan ini disertai dengan eksisnya Mahasiswa Seni Rupa khususnya tingkat satu dan dua, memaksimalkan potensi, minat dan semangat daam berkegiatan event mau pun daam kekaryaan.

Rabu, 08 April 2015

ABSTRAK 2015




Hai, sahabat setia pembaca Etsa! Etsa kembali hadir di blog ini setelah sempat vakum beberapa waktu. Masih dengan semangat yang terus menyala, Etsa terus berusaha menyajikan ulasan-ulasan tentang kegiatan HIMASRA maupun di luar HIMASRA. Demi tercapainya salah satu visi HIMASRA 2015 yaitu, meningkatkan budaya literasi. Etsa hadir sebagai media pembelajaran kreatif untuk siapa saja yang senang menulis dan membuat jurnal. Etsa kali ini akan mengeluarkan inovasi yang inovatif agar minat baca Mahasiswa Seni Rupa khususnya tingkat satu dan tingkat dua bertambah. Demi terwujudnya visi tersebut, beberapa waktu kedepan akan ada sebuah sayembara yang dicanangkan untuk mengisi rubrik selebaran Etsa. Penasarankan akan seperti apa Selebaran Etsa nanti? Tunggu kita hadir di antara kalian semua ya sahabat pembaca Etsa! Salam HIMASRA! (Red: Rina)